MANAGEMENT EMOSI
MANAJEMEN EMOSI
Emotional Intelligence, emosi merujuk
pada suatu perasaan dan pikiran-pikiran khasnya, suatu keadaan biologis dan
psikologis, dan serangkaian kecenderungan untuk bertindak. Sedangkan Anthony Robbins (penulis Awaken the
Giant Within) menunjuk emosi sebagai sinyal untuk melakukan suatu tindakan. Ada
ratusan jenis emosi, namun ada empat emosi dasar di titik pusatnya (takut,
marah, sedih dan senang).
Emosi merupakan hal yang paling
penting dalam perkembangan otak seseorang. Banyak orang mengira bahwa emosi
secara keseluruhan ada di luar kendali dirinya, sehingga berbagai reaksi atas
berbagai kejadian hidup terjadi secara spontan. Padahal sesungguhnya kemampuan
kita dalam mengendalikan dan mengelola emosi kita merupakan faktor penentu
penting keberhasilan atau kesuksesan dalam berbagai aspek kehidupan kita.
Jadi,
Manajemen emosi adalah
suatu cara yang dikembangkan dan dapat dipelajari untuk berdamai dengan amarah
dan bahkan mengeluarkan amarah dengan cara yang positif dan produktif.
Kemarahan bisa berbahaya atau bermanfaat, tergantung pada bagaimana dinyatakan.
Apakah berbahaya bila
kemarahan ditahan?
Kemarahan
yang dipendam bisa menjadi penyebab yang mendasari kecemasan dan depresi.
Kemarahan yang tidak tepat diungkapkan dapat mengganggu hubungan, mempengaruhi
pemikiran dan pola perilaku, dan menciptakan berbagai masalah fisik. Kemarahan
kronis (jangka panjang) telah dikaitkan dengan masalah kesehatan seperti
tekanan darah tinggi, masalah jantung, sakit kepala, gangguan kulit, dan
masalah pencernaan. Selain itu, kemarahan yang tidak dikelola dengan baik dapat
dikaitkan dengan masalah seperti penyalahgunaan alkohol dan penyalahgunaan zat
terlarang, kejahatan, kekerasan emosional dan fisik, dan perilaku kekerasan
lainnya.
4
TIPS UNTUK BELAJAR MENGENDALIKAN DIRI
1.
Akuilah
Perasaan Kalian
Banyak orang yang justru menyangkal perasaan mereka
dan mengatakan hal yang sebaliknya. Misalnya saja seorang yang sedang kecewa
atau sedih kemudian menyangkal apa yang ia rasakan. Dia terus berkata kepada
diri sendiri bahwa dia tidak apa-apa, sama sekali tidak ada perasaan kecewa
atau sedih. Jangan mengingkari apa yang Kalian rasakan, yang harus Kalian
lakukan adalah justru menyadari dan mengakui perasaan Kalian. Inilah yang disebut
proses berempati pada diri sendiri. Katakan kepada diri Kalian sendiri apa yang
kalian rasakan.
2.
Aturlah
nafas Kalian dan berusahalah untuk relax
Setelah Kalian mengakui apa yang Kalian rasakan,
coba untuk bernafas secara dalam dan lambat secara teratur. Mengatur pernafasan
adalah langkah pertama untuk mengubah emosi Kalian.
Ketika kalian sedang diliputi emosi negatif, nafas Kalian
kebanyakan akan menjadi tidak teratur. Pernahkan Kalian melihat orang marah
besar dengan nafas tetap teratur? Tidak bukan. Nafas mereka akan
tersengal-sengal, bahkan pada beberapa kondisi mereka sampai kesulitan
bernafas. Oleh karena itu ubah nafas Kalian menjadi teratur. Lakukan ini sampai
kondisi Kalian menjadi lebih seimbang.
3.
Ubah
Fisiologi Kalian
Yang artinya adalah emosi kita diciptakan oleh
gerakan (fisiologi) kita. Bahasa tubuh kalian akan mempengaruhi kondisi emosi Kalian.
Jadi yang kita lakukan berikutnya adalah dengan mengubah bahasa tubuh kita
sesuai dengan kondisi emosi yang kita inginkan. Bahasa tubuh dan emosi Kalian
akan selalu sinkron. Tidak ada orang sedih yang rauh wajahnya ceria, posturnya
tegak dan tersenyum. Oleh karena itu ketika Kalian mengubah fisiologi Kalian,
maka emosi Kalian pun akan ikut berubah.
4.
Mulailah
untuk berpikir apa yang bisa Kalian lakukan
Setelah Kalian mulai bisa mengendalikan emosi dan perasaan Kalian, sekaranglah saatnya mengembalikan kendali. Di saat inilah kalian baru bisa mulai berpikir dan menganalisa secara rasional. Fokuslah pada hal-hal yang masih bisa kalian kendalikan dan apa yang bisa kalian lakukan.
Komentar
Posting Komentar